Kamis, 19 Juni 2025

WN China Baoxia Liu Jadi Buron FBI, Diduga Suplai Senjata Perang Iran-Israel

WASHINGTON, Hari Ini– Pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah memburu seorang wanita asal China, Baoxia Liu alias Emily Liu, yang diduga terlibat dalam penyelundupan teknologi militer asal AS ke Iran.

Liu dituduh menyuplai ribuan komponen elektronik yang dapat digunakan dalam produksi drone , rudal balistik, dan senjata militer lainnya—yang kini dikaitkan dengan konflik bersenjata Iran-Israel.

Tak sendirian, wanita kelahiran 10 September 1981 ini bekerja sama dengan tiga orang rekannya, yang juga juga masuk dalam daftar pencarian. Mereka adalah Li Yongxin alias Emma Lee, Yung Yiu Wa alias Stephen Yung, dan Zhong Yanlai alias Sydney Chung.

Departemen Luar Negeri AS bahkan mengumumkan imbalan hingga 15 juta dollar AS (sekitar Rp 245 miliar) bagi siapa pun yang memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan Liu dan tiga rekannya.

Menurut pernyataan resmi, Liu dan komplotannya telah melakukan praktik penyelundupan ini sejak 2007 dengan menggunakan perusahaan cangkang di China dan Hong Kong untuk mengelabui eksportir AS.

Mereka diduga menyembunyikan identitas pengguna akhir dari barang-barang yang dibeli, sehingga perusahaan AS tertipu dan percaya bahwa komponen akan digunakan di China. Namun, barang tersebut justru dikirim ke Iran melalui jaringan logistik yang kompleks.

“Liu dan rekan-rekannya diduga memalsukan identitas penerima akhir komponen, sehingga barang-barang tersebut seolah-olah dikirim ke China padahal ditujukan untuk Iran,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.

Sesampainya di Iran, barang-barang ilegal ini diterima oleh entitas yang terafilitasi dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), yakni Shiraz Electronics Industries (SEI) dan Rayan Roshd Afzar. Dua perusahaan tersebut diketahui ikut andil dalam produksi militer Iran.

Selain itu, senjata yang dihasilkan dari komponen ilegal ini juga dijual ke negara-negara seperti Rusia, Sudan, dan Yaman.

Atas perbuatannya, Liu dan rekan-rekannya didakwa secara federal di pengadilan Distrik Columbia pada Januari 2024 atas sejumlah pelanggaran berat, termasuk konspirasi, penyelundupan barang dari AS, pelanggaran sanksi Iran, serta penyampaian informasi ekspor yang menyesatkan.

Kini, keempat orang tersebut masuk dalam daftar paling dicari Biro Investigasi Federal AS (Federal Bureau of Investigation/FBI).

Keterlibatan Liu dalam menyuplai senjata ke Iran ini menjadi sorotan karena muncul di tengah memuncaknya ketegangan antara negara tersebut dengan Israel.

Dalam keterangannya, Departemen Luar Negeri juga menyebut IRGC secara rutin menggunakan perusahaan-perusahaan cangkang untuk menyamarkan aliran dana, menghindari sanksi, serta memperoleh teknologi yang seharusnya tidak bisa mereka akses secara legal.

“Teknologi buatan AS telah digunakan oleh IRGC dan Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran dalam pembuatan sistem senjata,” tulis pernyataan itu.

Liu diketahui memiliki hubungan dengan Beijing, Teheran, Shiraz, dan wilayah lain di Iran, serta Hong Kong. FBI menggambarkan Liu sebagai agen pengadaan, pedagang senjata, dan operator berbagai perusahaan dagang di China yang berbicara dalam Bahasa Mandarin, Kanton, dan Farsi.

0 komentar: