
PR JABAR – Konflik berskala besar meletus di Timur Tengah setelah Iran secara resmi meluncurkan gelombang serangan rudal dan drone ke wilayah Israel. Ketegangan memuncak ketika Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa “pertempuran telah dimulai,” merujuk pada semangat perlawanan atas nama “Haidar”—julukan untuk Ali bin Abi Thalib, simbol keberanian dalam sejarah Islam.
Pernyataan tersebut dirilis di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, diperparah oleh ancaman yang sebelumnya dilontarkan Presiden Amerika Serikat terhadap Khamenei secara pribadi. Serangan ini menandai eskalasi baru dalam konflik yang sudah lama mengakar, sekaligus memicu kekhawatiran global terhadap potensi pecahnya perang besar di kawasan yang strategis dan kaya energi ini.
Gelombang Serangan Iran Mengguncang Israel
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dalam pernyataan resmi mengungkapkan bahwa serangan rudal dan drone secara khusus diarahkan ke pangkalan militer Israel yang disebut-sebut menjadi titik peluncuran serangan ke wilayah Iran sebelumnya. IRGC menegaskan bahwa aksi ini tidak akan bersifat satu kali, melainkan “berlapis, bertahap, dan terus berlanjut” hingga dinilai cukup untuk membalas agresi.
Serangan yang terjadi pada Selasa sore itu merupakan gelombang kesepuluh dalam rentetan ofensif udara yang dilancarkan Iran dalam beberapa hari terakhir. Ribuan warga Israel terpaksa berlindung di bunker-bunker bawah tanah, sementara sirene peringatan terdengar di Tel Aviv, Yerusalem, Be'er Sheva, dan beberapa kota lain.
Pertahanan Israel Diuji, Beberapa Rudal Tembus
Sistem pertahanan Iron Dome milik Israel mampu mencegat sebagian besar rudal, namun tidak semuanya berhasil ditangkal. Beberapa proyektil berhasil menembus pertahanan dan menghantam area di pusat Israel, menyebabkan kebakaran, kerusakan infrastruktur, serta sejumlah laporan korban luka.
Sementara sensor militer masih diberlakukan di media lokal, laporan tidak resmi menyebutkan adanya dampak di wilayah padat penduduk. Gambar-gambar rudal yang melesat di langit malam Israel tersebar luas di media sosial, memperlihatkan skala ancaman yang tengah dihadapi negara tersebut.
Kesiagaan Militer Ditingkatkan, Dunia Internasional Bereaksi
Pemerintah Israel segera mengadakan rapat darurat kabinet keamanan dan menghubungi mitra strategis, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Angkatan Bersenjata Israel dalam status siaga penuh dan mempersiapkan respons yang disebut akan “berat dan menyeluruh” jika serangan Iran terus berlanjut.
Negara-negara di sekitar kawasan seperti Yordania, Lebanon, dan Irak turut meningkatkan kewaspadaan di perbatasan. Beberapa bandara di wilayah Teluk menunda penerbangan ke Israel dan Iran, sementara armada militer AS di Mediterania timur mulai bermanuver mendekati wilayah konflik sebagai bentuk kesiapan intervensi jika dibutuhkan.
Peringatan Nuklir dari Tokoh Dunia
Mohamed el-Baradei, mantan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menyampaikan peringatan keras bahwa serangan terhadap Iran berpotensi membatalkan semangat Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT). Menurutnya, tindakan militer terhadap instalasi nuklir bisa mendorong negara lain untuk membangun senjata pemusnah massal sebagai bentuk perlindungan diri.
Hal ini bisa menciptakan efek domino global yang memicu perlombaan senjata nuklir di kawasan yang sudah sangat rentan secara politik dan keagamaan. El-Baradei mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera menggelar sidang darurat dan merumuskan strategi pencegahan konflik berkepanjangan.
Respons Internal Iran dan Solidaritas Nasional
Di Iran, pernyataan Khamenei memicu gelombang dukungan luas dari masyarakat. Aksi unjuk rasa, doa bersama, dan kampanye solidaritas dilakukan di berbagai kota besar. Bendera Israel dan Amerika Serikat dibakar di jalanan Teheran, Shiraz, dan Qom sebagai simbol perlawanan terhadap intervensi asing.
Media nasional Iran menggambarkan serangan sebagai “pembalasan suci” dan menyebut bahwa rakyat Iran bersatu mendukung pasukan bersenjata. Beberapa figur ulama bahkan menyatakan bahwa pertempuran ini bukan hanya soal geopolitik, tapi juga perang mempertahankan martabat dan kedaulatan bangsa.
Ketakutan Menyebar di Dalam Negeri Israel
Sementara itu, masyarakat Israel dihadapkan pada ketidakpastian tinggi. Ribuan warga di kota-kota besar dilaporkan mengungsi ke wilayah utara yang dianggap lebih aman. Sekolah-sekolah ditutup, layanan transportasi terganggu, dan rumah sakit berada dalam kondisi siaga penuh.
Situasi ini juga memicu kekhawatiran akan konflik horizontal di dalam negeri, mengingat keberadaan minoritas Arab di Israel yang mungkin terpengaruh oleh dinamika geopolitik ini. Pemerintah Israel memperketat pengamanan di tempat-tempat publik dan meningkatkan patroli militer untuk mencegah kekacauan domestik.
Dampak Global: Minyak Naik, Pasar Keuangan Berguncang
Ketegangan ini tak hanya mengguncang kawasan, tetapi juga pasar global. Harga minyak mentah melonjak tajam karena kekhawatiran terhadap gangguan pasokan dari Teluk Persia. Sementara itu, bursa saham di Asia dan Eropa mengalami penurunan signifikan karena investor khawatir terhadap potensi konflik yang lebih luas.
Negara-negara industri mulai bersiap menghadapi lonjakan harga energi dan kemungkinan terganggunya jalur distribusi internasional. Bank sentral beberapa negara dikabarkan sedang memantau dampak langsung terhadap stabilitas keuangan mereka.
Kesimpulan:
Gelombang serangan rudal dan drone dari Iran ke Israel bukan hanya membuktikan kemampuan militer Teheran, tetapi juga mengubah dinamika konflik regional menjadi ancaman global. Pernyataan Khamenei bahwa “pertempuran telah dimulai” menjadi penanda awal babak baru yang bisa membawa Timur Tengah ke jurang perang terbuka.
Dengan meningkatnya keterlibatan negara-negara besar dan potensi eskalasi senjata nuklir, dunia kini berada di ambang ketidakpastian. Solusi diplomatik harus segera diupayakan sebelum konflik ini berubah menjadi perang dunia yang sesungguhnya.
Posting Komentar