RUBLIK DEPOK – Dalam sebuah momen keluarga besar yang penuh makna, perhatian publik tertuju pada penampilan Tissa Biani dan Syifa Hadju yang tampak serasi namun tidak mengenakan seragam khusus seperti anggota keluarga lainnya. Ternyata, hal ini bukan tanpa alasan. Maia Estianty, ibu dari Al, El, dan Dul, memberikan penjelasan menyentuh mengenai keputusan tersebut.
Seragam Hanya untuk Keluarga Inti, Ini Alasannya
Maia Estianty mengungkapkan bahwa keputusan untuk tidak memberikan seragam kepada Syifa dan Tissa merupakan bentuk kehati-hatian serta pertimbangan nilai dan tradisi yang ia anut. Ia menyampaikan bahwa memberikan seragam kepada pasangan yang belum menikah bisa dianggap sebagai simbol restu penuh yang secara sosial maupun spiritual belum sepenuhnya tepat jika status hubungan belum sah di mata hukum dan agama.
Maia juga menyatakan bahwa memberikan perlakuan istimewa sebelum waktunya bisa jadi membawa ketidaklancaran dalam hubungan. Oleh sebab itu, ia lebih memilih untuk menjaga batasan, agar anak-anaknya dan pasangan masing-masing bisa menjalani proses dengan lebih hati-hati dan penuh komitmen.
Kebaya Dibuat Sendiri, Tanda Keseriusan dan Kreativitas
Meskipun tidak memakai seragam keluarga, Tissa Biani dan Syifa Hadju tetap menunjukkan dukungan dan rasa hormat kepada keluarga pasangan mereka. Keduanya mengenakan kebaya dengan warna senada yang dibuat dan dipersiapkan secara pribadi. Penampilan mereka tetap anggun dan menyatu dengan suasana acara, menunjukkan bahwa keduanya serius menjalin hubungan dan menghargai momen kebersamaan tersebut.
Kebaya tersebut bukan hanya busana, melainkan bentuk partisipasi aktif dari Tissa dan Syifa untuk menunjukkan kedekatan emosional dengan keluarga pasangan mereka, sekaligus mempertahankan identitas masing-masing tanpa melangkahi nilai yang dipegang keluarga.
Hubungan Tetap Harmonis, Meski Tanpa Seragam
Keputusan Maia tidak memberikan seragam tidak lantas menandakan adanya jarak atau ketidakterimaan. Justru sebaliknya, ia menegaskan bahwa dirinya sangat menyayangi Tissa maupun Syifa. Menurutnya, menjaga hubungan anak-anaknya tetap langgeng dan harmonis adalah prioritas utama, dan setiap langkah pun dipikirkan dengan matang.
Dalam beberapa kesempatan, Maia juga terlihat akrab dengan Tissa dan Syifa. Ia bahkan kerap memuji keduanya sebagai sosok yang baik dan berpengaruh positif bagi Al dan Dul. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan soal seragam keluarga bukanlah bentuk penolakan, melainkan simbol kehati-hatian dan kebijaksanaan.
Tradisi Seragam Keluarga dan Filosofi di Baliknya
Dalam berbagai keluarga Indonesia, penggunaan seragam di acara besar seperti pernikahan atau perayaan adat memiliki makna simbolik. Seragam bukan hanya tentang keserasian visual, melainkan juga pernyataan resmi tentang keanggotaan dalam keluarga besar. Oleh sebab itu, tidak sembarang orang diberi seragam yang sama, apalagi jika statusnya belum resmi sebagai menantu.
Prinsip ini masih banyak dipegang oleh keluarga besar yang menjunjung tinggi nilai tradisi. Maia, sebagai figur publik sekaligus ibu yang dikenal tegas dan penuh perhitungan, memegang prinsip ini sebagai bentuk penghormatan terhadap proses dan adat istiadat.
Publik Apresiasi Keputusan Bijak Maia Estianty
Respons publik terhadap keputusan Maia ini cenderung positif. Banyak netizen memuji cara Maia menjaga keseimbangan antara menyambut pasangan anak-anaknya dan tetap berpegang pada nilai tradisional. Keputusan tersebut dianggap bijak, apalagi di tengah zaman modern yang kadang mengabaikan proses dalam hubungan.
Penampilan Tissa dan Syifa juga tetap mendapat pujian karena menunjukkan kemandirian dan sikap yang dewasa dalam menghadapi situasi tersebut. Mereka tidak menuntut perlakuan lebih, namun tetap memberikan yang terbaik melalui kehadiran dan penampilan mereka.
Kesimpulan
Keputusan Maia Estianty untuk tidak memberikan seragam keluarga kepada Tissa Biani dan Syifa Hadju bukanlah bentuk diskriminasi, melainkan manifestasi dari prinsip, kehati-hatian, dan cinta sebagai orang tua. Ia ingin memastikan bahwa semua hubungan yang dijalani anak-anaknya berjalan dengan baik, penuh rasa hormat, dan tetap dalam jalur yang positif.
Dengan sikap bijaknya, Maia menunjukkan bahwa membangun keluarga besar yang harmonis bukan hanya soal keseragaman tampilan, tetapi juga keseimbangan antara hati, prinsip, dan masa depan yang ingin dijaga dengan baik.
Posting Komentar